Selasa, 10 Desember 2013
Selasa, 26 November 2013
STRATA / KELAS SOSIAL DALAM MASYARAKAT
STRATA / KELAS SOSIAL DALAM MASYARAKAT
Dalam lingkungan masyarakat kita melihat bahwa ada pembeda-bedaan yang berlaku dan diterima secara luas oleh masyarakat. Di sekitar kita ada orang yang menempati jabatan tinggi seperti gubernur dan wali kota dan jabatan rendah seperti camat dan lurah. Di sekolah ada kepala sekolah dan ada staf sekolah. Di rt atau rw kita ada orang kaya, orang biasa saja dan ada orang miskin.
Perbedaan itu tidak hanya muncul dari sisi jabatan tanggung jawab sosial saja, namun juga terjadi akibat perbedaan ciri fisik, keyakinan dan lain-lain. Perbedaan ras, suku, agama, pendidikan, jenis kelamin, usia atau umur, kemampuan, tinggi badan, cakep jelek, dan lain sebagainya juga membedakan manusia yang satu dengan yang lain.
Beragamnya orang yang ada di suatu lingkungan akan memunculkan stratifikasi sosial (pengkelas-kelasan) atau diferensiasi sosial (pembeda-bedaan).
Arti Definisi / Pengertian Status Sosial :
Status sosial adalah sekumpulan hak dan kewajian yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya (menurut Ralph Linton). Orang yang memiliki status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah.
Arti Definisi / Pengertian Kelas Sosial :
Kelas sosial adalah stratifikasi sosial menurut ekonomi (menurut Barger). Ekonomi dalam hal ini cukup luas yaitu meliputi juga sisi pendidikan dan pekerjaan karena pendidikan dan pekerjaan seseorang pada zaman sekarang sangat mempengaruhi kekayaan / perekonomian individu.
Arti Definisi / Pengertian Stratifikasi Sosial :
Stratifikasi sosial adalah pengkelasan / penggolongan / pembagian masyarakat secara vertikal atau atas bawah. Contohnya seperti struktur organisasi perusahaan di mana direktur berada pada strata / tingkatan yang jauh lebih tinggi daripada struktur mandor atau supervisor di perusahaan tersebut.
Arti Definisi / Pengertian Diferensiasi Sosial :
Diferensiasi sosial adalah pengkelasan / penggolongan / pembagian masyarakat secara horisontal atau sejajar. Contohnya seperti pembedaan agama di mana orang yang beragama islam tingkatannya sama dengan pemeluk agama lain seperti agama konghucu, budha, hindu, katolik dan kristen protestan.
Artikel Terkait : Pertentangan kelas ini terjadi bukan tanpa sebab, jika kita merujuk pada perkembangan sejarah manusia bahwasanya pertentangan kelas ini telah di mulai sejak era masyarakat primitive,kuno,feodal sampai dengan masyarakat post-modernisme.
Sumberdaya alam yang jumlahnya tebatas dan berubahnya pola konsumsi masyarakat menjadi salah satu pendorong untama munculnya kelas-kelas social. Jika dahulu masyarakat hanya mengkonsumsi barang sesuai dengan apa yang ia butuhkan namun berbeda dengan yang terjadi sekarang ini, di era moderinisasi, masyarakat mengkonsumsi barang bukan hanya melihat dari segi nilai guna barang tersebut, namun lebih kepada prestise yang terdapat pada barang tersebut. Berbicara ke-2 kelas diatas yakni kelas dominan dan subordinat, kita akan membahasnya secara lebih terperinci :
• Kelas Dominan
Kelas dominan atau sering disebut masyarakat borjouis dapat juga disebut kelas masyarakat yang memiliki berbagai factor- factor produksi ( Tanah, SDA, Modal, alat produksi, dsb ), masyarakat kelas dominan ini biasanya berjumlah lebih sedikit dibanding dengan kelas masyarakat subordinat.
• Kelas Subordinat
Kelas Subordinat atau masyarakat proletar (kelas pekerja) yakni kelas masyarakat yang tidak memiliki factor-faktor produksi, masyarakat kelas ini hanya melakukan kegiatan-kegiatan yang orientasinya memberikan nilai lebih kepada para pemegang factor-faktor produksi, Kelas masyarakat ini jumlahnya lebih banyak jika dibanding dengan masyarakat borjouis.
Pasca meletusnya peristiwa revolusi industri di Prancis pada abad ke-19, pertentangan kelas ini semakin begitu terasa dalam kehidupan social masyarakat. Revolusi industry yang dimulai di Prancis kian hari kian menjangkit ke seluruh Negara dibelahan dunia. Abad tersebut merupakan babak baru pertentangan kelas dalam masyarakat yang tak dapat terelakan lagi, hal ini berimbas pada kian mantapnya pertentangan kelas social dalam kehidupan masyarakat. Jika kita mengacu pada hakekat manusia maka tidak menjadi sebuah pembenaran jika di dalam masyarakat terdapat sekat-sekat yang mengkoptasikan masyarakat menjadi kelas-kelas social, karena pada dasarnya semua manusia mempunyai kedudukan dan hak yang sama, yang menjadi pembeda hanya peran yang mereka lakoni dalam dunia yang paradoksal ini. Dan pada puncakanya pertentangan kelas dominan dan subordinat dari masa ke masa tak akan pernah usai, jika kita sebagai subyek dari kelas tersebut tak pernah sadar dimana kita akan memposisikan diri dalam ke-2 jenis kelas tersebut, sehingga untuk mencapai masyarakat tanpa kelas masih akan menjadi sebuah keniscayaan.
Faktor Penentu Kelas sosial
Apakah yang menyebabkan seseorang tergolong ke dalam suatu kelas sosial tertentu? Jawaban terhadap pertanyaan tersebut sangat beragam, karena strata sosial dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat itu sendiri atau terjadi dengan sengaja disusun untuk mengejar tujuan¬-tujuan atau kepentingan-kepentingan bersama. Secara ideal semua manusia pada dasarnya sederajat. Namun secara realitas, disadari ataupun tidak ada orang-orang yang dipandang tinggi kedudukannya dan ada pula yang dipandang rendah kedudukannya. Dalam istilah sosiologi kedudukan seseorang dalam masyarakat disebut status atau kedudukan sosial (posisi seseorang dalam suatu pola hubungan sosial yang tertentu). Status merupakan unsur utama pembentukan strata sosial, karena status mengandung aspek struktural dan aspek fungsional. Aspek struktural adalah aspek yang menunjukkan adanya kedudukan - tinggi dan rendah dalam hubungan antar status. Aspek fungsional, yaitu aspek yang menunjukkan adanya hak-hak dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh penyandang status.
Talcott Persons, menyebutkan ada lima menentukan tinggi rendahnya status seseorang, yaitu:
1. Kriteria kelahiran (ras, kebangsawanan, jenis keCamin,
2. Kualitas atau mutu pribadi (umur, kearifan atau kebijaksanaan)
3. Prestasi (kesuksesan usaha, pangkat,
4. Pemilikan atau kekayaan (kekayaan harta benda)
Perbedaan itu tidak hanya muncul dari sisi jabatan tanggung jawab sosial saja, namun juga terjadi akibat perbedaan ciri fisik, keyakinan dan lain-lain. Perbedaan ras, suku, agama, pendidikan, jenis kelamin, usia atau umur, kemampuan, tinggi badan, cakep jelek, dan lain sebagainya juga membedakan manusia yang satu dengan yang lain.
Beragamnya orang yang ada di suatu lingkungan akan memunculkan stratifikasi sosial (pengkelas-kelasan) atau diferensiasi sosial (pembeda-bedaan).
Arti Definisi / Pengertian Status Sosial :
Status sosial adalah sekumpulan hak dan kewajian yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya (menurut Ralph Linton). Orang yang memiliki status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah.
Arti Definisi / Pengertian Kelas Sosial :
Kelas sosial adalah stratifikasi sosial menurut ekonomi (menurut Barger). Ekonomi dalam hal ini cukup luas yaitu meliputi juga sisi pendidikan dan pekerjaan karena pendidikan dan pekerjaan seseorang pada zaman sekarang sangat mempengaruhi kekayaan / perekonomian individu.
Arti Definisi / Pengertian Stratifikasi Sosial :
Stratifikasi sosial adalah pengkelasan / penggolongan / pembagian masyarakat secara vertikal atau atas bawah. Contohnya seperti struktur organisasi perusahaan di mana direktur berada pada strata / tingkatan yang jauh lebih tinggi daripada struktur mandor atau supervisor di perusahaan tersebut.
Arti Definisi / Pengertian Diferensiasi Sosial :
Diferensiasi sosial adalah pengkelasan / penggolongan / pembagian masyarakat secara horisontal atau sejajar. Contohnya seperti pembedaan agama di mana orang yang beragama islam tingkatannya sama dengan pemeluk agama lain seperti agama konghucu, budha, hindu, katolik dan kristen protestan.
Artikel Terkait : Pertentangan kelas ini terjadi bukan tanpa sebab, jika kita merujuk pada perkembangan sejarah manusia bahwasanya pertentangan kelas ini telah di mulai sejak era masyarakat primitive,kuno,feodal sampai dengan masyarakat post-modernisme.
Sumberdaya alam yang jumlahnya tebatas dan berubahnya pola konsumsi masyarakat menjadi salah satu pendorong untama munculnya kelas-kelas social. Jika dahulu masyarakat hanya mengkonsumsi barang sesuai dengan apa yang ia butuhkan namun berbeda dengan yang terjadi sekarang ini, di era moderinisasi, masyarakat mengkonsumsi barang bukan hanya melihat dari segi nilai guna barang tersebut, namun lebih kepada prestise yang terdapat pada barang tersebut. Berbicara ke-2 kelas diatas yakni kelas dominan dan subordinat, kita akan membahasnya secara lebih terperinci :
• Kelas Dominan
Kelas dominan atau sering disebut masyarakat borjouis dapat juga disebut kelas masyarakat yang memiliki berbagai factor- factor produksi ( Tanah, SDA, Modal, alat produksi, dsb ), masyarakat kelas dominan ini biasanya berjumlah lebih sedikit dibanding dengan kelas masyarakat subordinat.
• Kelas Subordinat
Kelas Subordinat atau masyarakat proletar (kelas pekerja) yakni kelas masyarakat yang tidak memiliki factor-faktor produksi, masyarakat kelas ini hanya melakukan kegiatan-kegiatan yang orientasinya memberikan nilai lebih kepada para pemegang factor-faktor produksi, Kelas masyarakat ini jumlahnya lebih banyak jika dibanding dengan masyarakat borjouis.
Pasca meletusnya peristiwa revolusi industri di Prancis pada abad ke-19, pertentangan kelas ini semakin begitu terasa dalam kehidupan social masyarakat. Revolusi industry yang dimulai di Prancis kian hari kian menjangkit ke seluruh Negara dibelahan dunia. Abad tersebut merupakan babak baru pertentangan kelas dalam masyarakat yang tak dapat terelakan lagi, hal ini berimbas pada kian mantapnya pertentangan kelas social dalam kehidupan masyarakat. Jika kita mengacu pada hakekat manusia maka tidak menjadi sebuah pembenaran jika di dalam masyarakat terdapat sekat-sekat yang mengkoptasikan masyarakat menjadi kelas-kelas social, karena pada dasarnya semua manusia mempunyai kedudukan dan hak yang sama, yang menjadi pembeda hanya peran yang mereka lakoni dalam dunia yang paradoksal ini. Dan pada puncakanya pertentangan kelas dominan dan subordinat dari masa ke masa tak akan pernah usai, jika kita sebagai subyek dari kelas tersebut tak pernah sadar dimana kita akan memposisikan diri dalam ke-2 jenis kelas tersebut, sehingga untuk mencapai masyarakat tanpa kelas masih akan menjadi sebuah keniscayaan.
Faktor Penentu Kelas sosial
Apakah yang menyebabkan seseorang tergolong ke dalam suatu kelas sosial tertentu? Jawaban terhadap pertanyaan tersebut sangat beragam, karena strata sosial dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat itu sendiri atau terjadi dengan sengaja disusun untuk mengejar tujuan¬-tujuan atau kepentingan-kepentingan bersama. Secara ideal semua manusia pada dasarnya sederajat. Namun secara realitas, disadari ataupun tidak ada orang-orang yang dipandang tinggi kedudukannya dan ada pula yang dipandang rendah kedudukannya. Dalam istilah sosiologi kedudukan seseorang dalam masyarakat disebut status atau kedudukan sosial (posisi seseorang dalam suatu pola hubungan sosial yang tertentu). Status merupakan unsur utama pembentukan strata sosial, karena status mengandung aspek struktural dan aspek fungsional. Aspek struktural adalah aspek yang menunjukkan adanya kedudukan - tinggi dan rendah dalam hubungan antar status. Aspek fungsional, yaitu aspek yang menunjukkan adanya hak-hak dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh penyandang status.
Talcott Persons, menyebutkan ada lima menentukan tinggi rendahnya status seseorang, yaitu:
1. Kriteria kelahiran (ras, kebangsawanan, jenis keCamin,
2. Kualitas atau mutu pribadi (umur, kearifan atau kebijaksanaan)
3. Prestasi (kesuksesan usaha, pangkat,
4. Pemilikan atau kekayaan (kekayaan harta benda)
Otoritas (kekuasaan dan wewenang: kemampuan-untuk menguasai/ mempengaruhi orang lain sehingga orang itu mau bertindak sesuai dengan yang diinginkan tanpa perlawanan).
Faktor penentu kelas sosial
Beberapa indikator lain yang berpengaruh terhadap pembentukan kelas sosial, yaitu:
a.Kekayaan
Untuk memahami peran uang dalam menentukan strata sosiai/kelas sosial, kita harus menyadari bahwa pada dasamya kelas sosial merupakan suatu cara hidup. Artinya bahwa pada kelas-kelas sosial tertentu, memiliki cara hidup atau pola hidup tertentu pula, dan untuk menopang cara hidup tersebut diperlukan biaya dalam hal ini uang memiliki peran untuk menopang cara hidup kelas sosial tertentu.
Sebagai contoh: dalam kelas sosial atas tentunya diperlukan banyak sekali uang untuk dapat hidup menurut tata cara kelas sosial tersebut. Namun demikian, jumlah uang sebanyak apa pun tidak menjamin segera mendapatkan status kelas sosial atas. "Orang Kaya Baru" (OKB) mungkin mempunyai banyak uang, tetapi mereka tidak otomatis memiliki atau mencerminkan cara hidup orang kelas sosial atas. OKB yang tidak dilahirkan dan disosiaiisasikan dalam sub-kultur kelas sosial atas, maka dapat dipastikan bahwa sekali-sekali ia akan melakukan kekeliruan, dan kekeliruan itu akan menyingkap sikap kemampuannya yang asli. Untuk memasuki suatu status baru, maka dituntut untuk memiliki sikap, perasaan, dan reaksi yang merupakan kebiasaan orang status yang akan dituju, dan hal ini diperlukan waktu yang tidak singkat.
Uang juga memiliki makna halus lainnya. Penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan profesional lebih memiliki prestise daripada penghasilan yang berujud upah dari pekerjaan kasar. Uang yang diperoleh dari pekerjaan halal lebih memiliki prestise daripada uang hasil perjudian atau korupsi. Dengan demikian, sumber dan jenis penghasilan seseorang memberi gambaran tentang latar belakang keluarga dan kemungkinan cara hidupnya.
Jadi, uang memang merupakan determinan kelas sosiai yang penting; hal tersebut sebagian disebabkan oleh perannya dalam memberikan gambaran tentang latar belakang keluarga dan cara hidup seseorang.
b.Pekerjaan
Dengan semakin beragamnya pekerjaan yang terspesialisasi kedalam jenis-jenis pekerjaan tertentu, kita secara sadar atau tidak bahwa beberapa jenis pekerjaan tertentu lebih terhormat daripada jenis pekerjaan lainnya. Hal ini dapat kita lihat pada masyarakat Cina klasik, dimana mereka lebih menghormati ilmuwan dan memandang rendah serdadu; Sedangkan orang-orang Nazi Jerman bersikap sebaliknya.
Mengapa suatu jenis pekerjaan harus memiliki prestise yang lebih tinggi daripada jenis pekerjaan lainnya. Hal ini merupakan masalah yang sudah lama menarik perhatian para ahli ilmu sosial. Jenis-jenis pekerjaan yang berprestise tinggi pada umumnya memberi penghasilan yang lebih tinggi; meskipun demikian terdapat banyak pengecualian (?). Jenis-jenis pekerjaan yang berprestise tinggi pada umumnya memerlukan pendidikan tinggi, meskipun korelasinya masih jauh dari sempuma. Demikian halnya pentingnya peran suatu jenis pekerjaan bukanlah kriteria yang memuaskan sebagai faktor determinan strata sosial, Karena bagaimana mungkin kita bisa mengatakan bahwa pekerjaan seorang petani atau polisi kurang berharga bagi masyarakat daripada pekerjaan seorang penasihat hukum atau ahli ekonomi ? Sebenarnya, pemungut sampah yang jenjang prestisenya rendah itulah yang mungkin merupakan pekerja yang memiliki peran penting dari semua pekerja dalam peradaban kota! Pekerjaan merupakan aspek strata sosial yang penting, karena begitu banyak segi kehidupan lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan. Apabila kita mengetahui jenis pekerjaan seseorang, maka kita bisa menduga tinggi rendahnya pendidikan, standar hidup, pertemanannya, jam kerja, dan kebiasaan sehari-hari keluarga orang tersebut. Kita bahkan bisa menduga selera bacaan, selera rekreasi, standar moral, dan bahkan orientasi keagamaannya. Dengan kata lain, setiap jenis pekerjaan merupakan bagian dari cara hidup yang sangat berbeda dengan jenis pekerjaan lainnya.
Keseluruhan cara hidup seseoranglah yang pada akhimya menentukan pada strata sosial mana orang itu digolongkan. Pekerjaan merupakan salah satu indikator terbaik untuk mengetahui cara hidup seseorang. Oleh karena itu, pekerjaan-pun merupakan indikator terbaik untuk mengetahui strata sosial seseorang.
Faktor penentu kelas sosial
Beberapa indikator lain yang berpengaruh terhadap pembentukan kelas sosial, yaitu:
a.Kekayaan
Untuk memahami peran uang dalam menentukan strata sosiai/kelas sosial, kita harus menyadari bahwa pada dasamya kelas sosial merupakan suatu cara hidup. Artinya bahwa pada kelas-kelas sosial tertentu, memiliki cara hidup atau pola hidup tertentu pula, dan untuk menopang cara hidup tersebut diperlukan biaya dalam hal ini uang memiliki peran untuk menopang cara hidup kelas sosial tertentu.
Sebagai contoh: dalam kelas sosial atas tentunya diperlukan banyak sekali uang untuk dapat hidup menurut tata cara kelas sosial tersebut. Namun demikian, jumlah uang sebanyak apa pun tidak menjamin segera mendapatkan status kelas sosial atas. "Orang Kaya Baru" (OKB) mungkin mempunyai banyak uang, tetapi mereka tidak otomatis memiliki atau mencerminkan cara hidup orang kelas sosial atas. OKB yang tidak dilahirkan dan disosiaiisasikan dalam sub-kultur kelas sosial atas, maka dapat dipastikan bahwa sekali-sekali ia akan melakukan kekeliruan, dan kekeliruan itu akan menyingkap sikap kemampuannya yang asli. Untuk memasuki suatu status baru, maka dituntut untuk memiliki sikap, perasaan, dan reaksi yang merupakan kebiasaan orang status yang akan dituju, dan hal ini diperlukan waktu yang tidak singkat.
Uang juga memiliki makna halus lainnya. Penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan profesional lebih memiliki prestise daripada penghasilan yang berujud upah dari pekerjaan kasar. Uang yang diperoleh dari pekerjaan halal lebih memiliki prestise daripada uang hasil perjudian atau korupsi. Dengan demikian, sumber dan jenis penghasilan seseorang memberi gambaran tentang latar belakang keluarga dan kemungkinan cara hidupnya.
Jadi, uang memang merupakan determinan kelas sosiai yang penting; hal tersebut sebagian disebabkan oleh perannya dalam memberikan gambaran tentang latar belakang keluarga dan cara hidup seseorang.
b.Pekerjaan
Dengan semakin beragamnya pekerjaan yang terspesialisasi kedalam jenis-jenis pekerjaan tertentu, kita secara sadar atau tidak bahwa beberapa jenis pekerjaan tertentu lebih terhormat daripada jenis pekerjaan lainnya. Hal ini dapat kita lihat pada masyarakat Cina klasik, dimana mereka lebih menghormati ilmuwan dan memandang rendah serdadu; Sedangkan orang-orang Nazi Jerman bersikap sebaliknya.
Mengapa suatu jenis pekerjaan harus memiliki prestise yang lebih tinggi daripada jenis pekerjaan lainnya. Hal ini merupakan masalah yang sudah lama menarik perhatian para ahli ilmu sosial. Jenis-jenis pekerjaan yang berprestise tinggi pada umumnya memberi penghasilan yang lebih tinggi; meskipun demikian terdapat banyak pengecualian (?). Jenis-jenis pekerjaan yang berprestise tinggi pada umumnya memerlukan pendidikan tinggi, meskipun korelasinya masih jauh dari sempuma. Demikian halnya pentingnya peran suatu jenis pekerjaan bukanlah kriteria yang memuaskan sebagai faktor determinan strata sosial, Karena bagaimana mungkin kita bisa mengatakan bahwa pekerjaan seorang petani atau polisi kurang berharga bagi masyarakat daripada pekerjaan seorang penasihat hukum atau ahli ekonomi ? Sebenarnya, pemungut sampah yang jenjang prestisenya rendah itulah yang mungkin merupakan pekerja yang memiliki peran penting dari semua pekerja dalam peradaban kota! Pekerjaan merupakan aspek strata sosial yang penting, karena begitu banyak segi kehidupan lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan. Apabila kita mengetahui jenis pekerjaan seseorang, maka kita bisa menduga tinggi rendahnya pendidikan, standar hidup, pertemanannya, jam kerja, dan kebiasaan sehari-hari keluarga orang tersebut. Kita bahkan bisa menduga selera bacaan, selera rekreasi, standar moral, dan bahkan orientasi keagamaannya. Dengan kata lain, setiap jenis pekerjaan merupakan bagian dari cara hidup yang sangat berbeda dengan jenis pekerjaan lainnya.
Keseluruhan cara hidup seseoranglah yang pada akhimya menentukan pada strata sosial mana orang itu digolongkan. Pekerjaan merupakan salah satu indikator terbaik untuk mengetahui cara hidup seseorang. Oleh karena itu, pekerjaan-pun merupakan indikator terbaik untuk mengetahui strata sosial seseorang.
Sumber : http://organisasi.org/arti-definisi-pengertian-status-sosial-kelas-sosial-stratifikasi-diferensiasi-dalam-masyarakat
Senin, 25 November 2013
Generasi dan Regenerasi
Generasi dan Regenerasi
Generasi yaitu Organisasi pada dasarnya digunakan
sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara
rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali,
dalam memanfaatkan sumber daya, sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya
yang digunakan untuk mencapai tujuan bersama. Sebuah organisasi akan
berjalan dengan efisien dan efektif bila orang-orang yang berada di dalamnya
memiliki visi sama.
Organisasi tentunya memiliki tujuan yang harus di wujudkan bersama baik itu
jangka pendek maupun jangka panjang, akan tetapi dalam sebuah organisasi tidak
lah mungkin memiliki anggota yang sama selamanya. Bila suatu organisasi telah
dikatakan berhasil atau sedang berkembang, ada hal yang yang penting yang harus
di lakukan yaitu sebuah regenerasi organisasi. Regenerasi dapat dikatakan
sebagai sutu perpindahan tongkat estafet tanggung jawab keorganisasian dari
generasi sebelumnya ke generasi yang baru. Regenerasi organisasi dilakukan agar
adanya penerus perjuangan dari perwujudan tujuan organisasi yang harus selalu
dipertahankan dan ditingkatkan di tiap generasinya. Adanya regenerasi dalam
sebuah organisasi menjadi sebuah rantai penghubung yang akan terus terkait dan
membuat suatu organisasi mempertahankan keberadaannya.Kesuksesan akan sebuah organisasi kedepannya bergantung pada regenerasi yang ada, sebuah regenerasi diadakan selalu dengan harapan untuk peningkatan yang lebih baik dari periode organisasi sebelumnya. Penentuan regenerasi yang tepat akan membawa organisasi ke arah yang lebih baik lagi, tapi sebaliknya bila dalam penentuan regenerasi ada perbedaan visi,kurangnya kekompakan, perbedaan kualitas dan masalah lainnya dapat saja merusak bahkan menghacurkan organisasi.
Anggota adalah roda, inti dari sebuah organisasi dapat berjalan sebagaimana mestinya, maka anggota adalah aspek yang sangat penting untuk kelangsungan organisasi dengan adanya regenerasi ini, tumbuh bersama-sama membangun dan melanjutkan tujuan organisasi yang sudah ada sebelumnya bahkan dapat meyelamatkan organisasi lama yang mungkin sudah tidak kondusif lagi. Adanya regenerasi ini memberikan angin segar dalam sebuah organisasi, munculnya orang-orang barum, ide-ide baru juga wana yang tentunya baru dalam sebuah organisasi. Setiap organisasi pasti ingin keberadaan organisasinya terus ada, dilanjutkan dengan generasi selanjutnya, bila suatu organisasi tidak memiliki keniginan untuk melakukan sebuah regenerasi sama saja organisasi itu sedang menunggu kepunahan organisasi itu sendiri.
Dalam lingkup organisasi, beberapa orang telah silih berganti menempati pos sebagai ketua umum, atau posisi kepengurusan lainnya. Dalam rumah tangga, seorang ayah sebagai pemegang otoritas, mau tidak mau digantikan oleh anak-anaknya setelah dia pergi meninggalkan alam fana. Anak - anaknya secara lambat tapi pasti akan berubah status menjadi seorang bapak dalam struktur keluarga.
Dari ilustrasi di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa regenerasi merupakan sunnatullah (hukum alam), baik itu pada level terkecil dalam struktur masyarakat yaitu keluarga maupun dalam struktur terluas yaitu negara atau organisasi Internasional, semisal perserikatan bangsa-bangsa (PBB).
Yang kemudian menjadi bahan yang menarik untuk didiskusikan dalam tema ini adalah, ternyata tidak jarang dalam proses regenerasi menimbulkan chaos dan ketidakstabilan situasi. Predikat " sukses " dan " tidaknya " sebuah proses regenerasi merupakan tanda tanya besar bagi komunitas yang sedang menjalankan proses tersebut.
Dalam tulisan ini, ada dua hal penting yang sengaja saya jadikan sebagai bahan pembicaraan, pertama tentang proses regenerasi, dan kedua : tentang subyek dalam sebuah regenerasi. Tentunya methode kajian ini akan lebih dititik beratkan pada pendekatan kacamata syari`at Islam.
Regenerasi Secara khusus mengatakan bahwa pergantian antar generasi menurut pandangan Islam semata-mata memiliki tujuan selektifitas mutu kwalitatif dengan kadar ketakwaan di hadapan Allah Swt. Untuk itulah amal perbuatan yang berlandaskan pada pola keimanan adalah merupakan barometer serta indikatornya. sebab inilah inti dari penciptaan manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi.
Secara global mekanisme regenerasi dalam Islam bisa kita sederhanakan menjadi tiga katagori :
Pertama, Pernikahan, dalam hal ini kaum hawa (perempuan) sebagai poros regenerasi manusia, di tangannyalah para generasi baru itu dididik. dengan ini pernikahan adalah sebagai satu-satunya mekansime regenerasi jasad manusia yang valid menurut Islam.
Kedua, Warisan, yang dimaksud dengan masuknya warisan dalam katagori mekanisme regenerasi menurut Islam, bukan warisan yang bersifat materi, akan tetapi warisan karakter, prinsip dan perjuangan. Para pakar, intelektual dan tokoh masyarakat saat ini merupakan perpanjangan tangan dari ide pemikiran, karakter, prinsip serta perjuangan generasi sebelumnya. Dalam sebuah hadist ditegaskan bahwa ulama adalah pewaris para nabi. Dengan demikian maka para pemangku masyarakat akan terus bermunculan dengan mewarisi pola pikir dari generasi sebelumnya walaupun tidak secara mutlak.
Ketiga, Musyawarah, Dalam literatur Islam kita akan menemukan istilah Syura` yaitu proses dialog dalam memecahkan permasalahan. Untuk lingkup sebuah negara, suksesi kepemimpinan lumrahnya dilakukan dengan melalui mekanisme pemilihan, begitu juga dalam sebuah organisasi baik politik, sosial kemasyarakatan, maupun keagamaan. Proses pemilihan ini sebenarnya merupakan upaya damai agar tidak terjadi konfrontasi fisik dalam mempertemukan beberapa kepentingan yang berbeda. Dengan demikian substansi mekanisme pemilu tidak lain merupakan (musyawarah) dalam Islam.
Kalau mekanisme musyawarah ini diaplikasikan dengan cara vair dan proporsional saat suksesi kepemimpinan, maka anarkisme dan ketidakstabilan situasi akan terhindari, dan dengan sendirinya proses regenerasi akan berjalan stabil.
Subyek regenerasi :
Ada adagium yang sangat terkenal di tengah masyarakat kita: “ Di tangan pemudalah terletak seluruh persoalan umat, dan di atas pundaknya terletak kelangsungan hidup dan kehidupan sebuah Agama “, senada dengan ungkapan tadi, kita pun mengenal ungkapan berbahasa Arab (Pemuda sekarang adalah pemimpin di masa depan).
Dari sini menjadi urgen untuk menetapkan beberapa landasan bagi pelaku regenerasi, khususnya yang berkaitan dengan moralitas yunior (individu maupun golongan) yang akan tampil menggantikan senior (baca : generasi sebelumnya). Kemudian diintisarikan dari kandungan syari`at Islam, kita bisa menelurkan lima mabadi` (landasan) untuk menopang kesuksesan sebuah regenerasi, dimana kelima mabadi` tersebut harus tercermin pada prilaku subyek regenerasi.
Sumber : http://anggidetyas.wordpress.com/2012/12/18/regenerasi-organisasi/
Sumber : http://arwani-syaerozi.blogspot.com/2007/07/konsep-regenerasi-perspektif-islam.html
Minggu, 24 November 2013
INDIVIDU KELUARGA DAN MASYARAKAT
INDIVIDU K ELUARGA DAN MASYARAKAT
·
Pengertian Individu seorang manusia tidak
hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga
mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya.b.Pengertian
Pertumbuhan menurut pendapat aliran psikologi Gestalt, pertumbuhan adalah
proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal sesuatu
secara keseluruhan baru kemudian mengenal bagian bagian dari lingkungan yang
ada.
·
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Pertumbuhan Pada garis besarnya dapat digolongkan menjadi 3
yaitu : Pendirian nativistik (faktor yang dibawa sejak lahir). Pendirian
enviromentalistik (menolak dasar pertumbuhan individu dan lebih menekankan pada
lingkungan). Pendirian konvergensi (menyatakan bahwa interaksi antara dasar dan
lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu).d. Tahap Pertumbuhan Individu
Berdasarkan Psikologi : Masa Vital : 0 sampai kira kira 2 tahun. Masa Estetik :
dari 2 tahun sampai 7 tahun. Masa Intelektual : dari 7 tahun sampai 13/14
tahun. Masa Sosial : 13/14 sampai 20/21 tahun.
·
Pengertian Keluarga adalah unit kesatuan
masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam
masyarakat. Keluarga adalah suatu satuan unit terkecil yang terdiri dari ayah,
ibu Keluarga sebagai kelompok pertama yang dikenal individu sangatvdan anak. berpengaruh secara langsung terhadap perkembangan
individu sebelum maupun sesudah terjun langsung secara individual di
masyarakat.
·
Fungsi
keluarga adalah sebagai pusat pengasuhan dan pendidikan. Macam macam fungsi
keluarga : Fungsi biologis (tuntutan biologis melalui perkawinan). Fungsi
pemeliharaan (agar anggota kluarga terlindungi dari gangguan udara, dan
penyakit). Fungsi ekonomi (keluarga berusaha menyiapkan kebutuhan pokok, ex :
makanan, minum, pakaian dan tempat tinggal). Fungsi agama (agar lebih mendalami
ajaran agama). Fungsi sosial (di dalam keluarga selalu terjadi pewaris nilai
nilai kebudayaan). Kontrol seksual. Dalam perkembangan dan pertumbuhan suatu
masyarakat, dapat di golongkan menjadi
1. Masyarakat Sederhana. Di dalam
lingkungan masyarakat sederhana (primitif) pola pembagian kerja cenderung
dibedakan menurut jenis kelamin.
2. Masyarakat Maju (Modern).
Di dalam
lingkungan masyarakat maju (modern) pola pembagian kerja cenderung Syarat masyarakat : berdasarkan kebutuhan. 1.
Ada kumpulan manusia dan bukan binatang, 2. Harus berkumpul dalam waktu lama,
3. Ada aturan yang mengikat, 4. Ada tujuan yang ingin dicapai.
·
Dalam lingkungan masyarakat maju, dapat
dibedakan sebagai kelompok masyarakat non industri dan masyarakat industri.1.
Masyarakat Non Industri a) Kelompok Primer (interaksi antar anggota terjalin
lebih intensif, lebih erat, lebih akrab). Ex: keluarga, tetangga. b) Kelompok
sekunder (antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak
langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan).2. Masyarakat Industri
Mempergunakan variasi pembagian kerja sebagai dasar untuk mengklafikasikan
masyarakat, sesuai dengan taraf perkembanganya. Akan tetapi ia lebih cenderung
mempergunakan dua taraf klasifikasi, yaitu sederhana dan yang kompleks.
·
INDIVIDU,KELUARGA DAN MASYARAKAT1) Pengertian individu Menurut Dr. A. Lysen, individu berarti
manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai
kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan.2) Pengertian
keluarga Menurut Sigmund Freud, keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan
pria dan wanita. masyarakat
adalah wadah segenap antar hubungan sosial terdiri atas banyak sekali
kolektiva-kolektiva serta kelompok dan tiap-tiap kelompok terdiri atas
kelompok-kelompok lebih baik atau sub kelompok.
·
HUBUNGAN
ANTARA INDIVIDU, Individu berarti makhluk KELUAGA, DAN MASYARAKAT yang tidak
dapat dibagi-bagi, tidak dapat dipisahkan antara jiwa dan raganya yang disebut
manusia. Terlepas daripada itu keluarga dalam bentuk yang murni merupakan satu
kesatuan sosial ini mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama, dimana saja dalam
satuan masyarakat manusia. Sedangkan masyarakat itu timbul dari setiap kumpulan
individu, yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama dalam waktu lama.
Sehingga hubungan antara individu, keluarga, dan masyarakat saling berkaitan
satu dengan yang lain.
Sumber : http://www.tugasku4u.com/2013/07/pengertian-dan-hubungan-individu-keluarga-dan-masyarakat.html
KEPENDUDUKAN
KEPENDUDUKAN
Di
Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar ke 4 setelah Amerika
Serikat. Selain jumlah penduduknya yang besar, luasnya negara kepulauan dan
tidak meratanya penduduk membuat Indonesia semakin banyak mengalami
permasalahan terkait dengan hal kependudukan.
Tidak hanya itu, faktor geografi, tingkat migrasi, struktur kependudukan di
Indonesia dll membuat masalah kependudukan semakin kompleks dan juga menjadi
hal yang perlu mendapatkan perhatian khusus guna kepentingan pembangunan
manusia Indonesia. Adapun masalah-masalah kependudukan yang dialami oleh
Indonesia antara lain:
A.
Demografis
1.
Besarnya Jumlah Penduduk (Over Population)
Telah
disebutkan sebelumnya di awal bahwa jumlah penduduk Indonesia berada di urutan
ke empat terbesar di dunia setelah berturut-turut China, India, Amerika Serikat
dan keempat adalah Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia dari hasil Sensus 2010
mencapai angka 237.641.326 Dari tahun ke tahun jumlah penduduk Indonesia
semakin bertambah. Dari sensus tahun 1971-2010, jumlah penduduk Indonesia
semakin bertambah.
Dari data yang saya ambil dari
Kabupaten Kepulaun Selayar akan mewakili jumlah penduduk Indonesia, di bawah
ini dapat dilihat bagaimana jumlah penduduk di Kepualuan Kepulauan Selayar dari
tahun ke tahun semakin bertambah. Hal ini tentunya memberikan berbagai dampak
baik postif dan negatif. Sebelum membahas tentang masalah kependudukan.
ada baiknya kita mengetahui dampak positifnya lebih dahulu antara lain sebagai
penyediaan tenaga kerja dalam masalah sumber daya alam, mempertahankan keutuhan
negara dari ancaman yang berasal dari bangsa lain, dsb.
Akan
tetapi permasalahan kependudukan terkait dengan jumlah penduduk yang besar menjadi sebuah masalah yang tidak
dapat dihindarkan. Indonesia memiliki berbagai potensi terjadinya konfik.
Benturan antara berbagai kepentingan dengan berbagai organisasi masa lainnya
membuat masalah besarnya populasi menjadi hambatan. Selain itu yang terpenting
terkait dengan permasalahan penyediaan sumber daya alam dan berbagai kebutuhan
penting lainnya. Adanya tekanan penduduk terhadap daya dukung lingkungan
menjadi masalah yang sangat rumit. Kepentingan untuk membangun tempat tinggal
dan ruang gerak sangatlah penting namun di sisi lain terdapat kepentingan yang
terkait dengan permasalah lingkungan seperti halnya sebagai daerah aliran
sungai, daerah resapan air, pertanian, penyediaan sumber daya alam, dll. Kedua
hal tersebut tidak dapat dipisahkan dan keduanya perlu mendapatkan perhatian
yang sama demi keseimbangan alam. Selain itu, masalah yang muncul terkait
dengan jumlah penduduk yang besar adalah dalam penyedian lapangan pekerjaan.
Kebutuhan akan bahan pokok menuntut orang untuk berkerja dan encari nafkah.
Namun, penyedia lapangan kerja sangatlah minim. Yang menjadi masalah adalah
penduduk lebih senang untuk menggantungkan diri terhadap pekerjaan dan
cenderung mencari pekerjaan daripada membuka lapangan pekerjaan. Hal ini
menyebabkan masalah baru yaitu pengangguran. Apabila jumlah pengangguran ini
tinggi, maka rasio ketergantungan tinggi sehingga negara memiliki tanggungan
yang besar untuk penduduknya yang dapat menghambat pembangunan dan menyebabkan
tingkat kemiskinan menjadi tinggi.
Jumlah
penduduk yang besar memiliki andil dalam berbagai permasalahan lingkungan dan
aspek lainnya. Jumlah penduduk yang besar tentunya membutuhkan ruang yang lebih
luas dan juga kebutuhan yang lebih banyak namun lahan dan juga wilayah
Indonesia tidaklah bertambah. Oleh karena itu, perencaan yang matang sangatlah
diperlukan guna penentuan kebijakan terkait dengan besarnya jumlah penduduk
Indonesia.
2.
Tingginya Tingkat Pertumbuhan Penduduk
Terkait
dengan jumlah penduduk yang tinggi tentunya terdapat faktor yang
mempengaruhinya. Salah satunya adalah tingkat atau laju pertumbuhan penduduk.
Besarnya laju pertumbuhan penduduk membuat pertambahan jumlah penduduk semakin
meningkat.
Semakin
besar persentase kenaikannya maka semakin besar jumlah penduduknya. Kenaikan
ini tentunya membawa dampak bagi kependudukan Indonesia. Dalam penentuan
kebijakan semakin banyak yang perlu dipertimbangkan baik dalam hal penyediaan
berbagai sarana dan prasarana, fasilitas-fasilitas umum dan yang terpenting
adalah kebijakan dalam rangka mengurangi laju pertumbuhan yang ada di
Indonesia. Dari situlah muncul program KB
dan kini ditangani oleh BKKBN.
Jika
melihat grafik di atas, dari tahun ke tahun tingkat pertumbuhan penduduk
Indonesia semakin menurun. Pertambahan yang terjadi tidak terlalu tinggi
daripada tahun sebelumnya. Namun, alangkah lebih baik apabila persentase
pertumbuhannya semakin menurun hingga mencapai angka dibawah 1%. Dalam
penggelompokkan negara-negara, negara-negara maju selalu memiliki angka
pertumbuhan penduduk di bawah 1% atau bahkan 0%. Melihat dari jumlah penduduk
Indonesia yang tinggi, penekanan agar laju pertumbuhan penduduk dapat menurun
merupakan langkah yang baik guna menjaga kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Apabila tingginya tingkat
pertumbuhan penduduk terus dibiarkan maka akan terjadi berbagai masalah baik
masalah pengangguran, tingkat kualitas sumber daya manusia yang menurun,
kejahatan, lapangan pekerjaan dll yang memberikan dampak negatif bagi kelangsungan
umat manusia Indonesia khususnya. Oleh karena itu, usaha untuk menekan laju
pertumbuhan sangatlah penting. Program-program yang ditawarkan pemerintah harus
didukung oleh masyarakat seperti halnya KB, penggunaan alat kontrasepsi,
penundaan usia perkawinan, dll sehingga penurunan laju pertumbuhan penduduk
diharapkan menurun.
3.
Persebaran Penduduk Tidak Merata
Kepadatan
penduduk adalah jumlah penduduk disuatu wilayah dibandingkan dengan luas
wilayahnya yang dihitung jiwa per km kuadrat. Berdasarkan sensus penduduk
dan survey penduduk, persebaran penduduk Indonesia antar provinsi yang satu
dengan provinsi yang lain tidak merata.
Di
Indonesia sendiri terjadi konsentrasi kepadatan penduduk yang berpusat di Pulau
Jawa. Hampir lebih dari 50% jumlah penduduk Indonesia mendiami Jawa. Hal ini
menjadi masalah apabila pusat pemerintahan, informasi, trasportasi, ekonomi,
dan berbagai fasilitas hanya berada di satu wilayah. Penduduk akan berusaha
untuk melakukan migrasi dan akhirnya akan berdampak pada permasalahan
pemerataan pembangunan.
Faktor
faktor yang menyebabkan terjadinya persebaran penduduk:
- Kesuburan tanah, daerah atau wilayah yang ditempati banyak penduduk, karena dapat dijadikan sebagai lahan bercocok tanam dan sebaliknya.
- Iklim, wilayah yang beriklim terlalu panas, terlalu dingin, dan terlalu basah biasanya tidak disenangi sebagai tempat tinggal
- Topografi atau bentuk permukaan tanah pada umumnya masyarakat banyak bertempat tinggal di daerah datar
- Sumber air
- Perhubangan atau transportasi
- Fasilitas dan juga pusat-pusat ekonomi, pemerintahan, dll.
B.
Non Demografis Bersifat Kualitatif
1.
Tingkat Kesehatan Penduduk yang Rendah
Usaha
untuk terus meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia terus digalakkan.
Namun, kembali lagi permasala itu tetap muncul dan menjadi PR bagi penentu
kebijakan guna meningkatkan kualitas manusia Indonesia.
Dalam
hal kesehatan yang akan mejadi sorotan
bagaimana gambaran tingkat kesehatan adalah angka kematian
bayi. Besarnya kematian yeng terjadi menujukkan bagaimana kondisi lingkungan
dan juga kesehatan pada masyarakat.
Dari data di atas dapat dilihat
bagaimana penurunan yang terjadi pada angka kematian bayi di Indonesia yang
dihitung berdasar jumlah kematian di setiap 1000 kelahiran per tahun. Penurunan
ini menujukkan usaha untuk perbaikan dalam bidang kesehatan terus saja
diupayakan guna meningkatkan kualitas hidup manusia Indonsia. Berbagai layanan
kesehata yang dibuka seperti imunisasi dan juga posyandu tentunya menjadi
harapan guna memperbaiki kondisi kesehatan yang ada saat ini.
Sebagai
tambahan, terdapat tabel yang menujukkan bagaimana kondisi status gizi buruk
yang ada di Indonesia tahun 1998-2003. Pemenuhan Gizi yang baik tentunya akan
sangat berpengaruh pada kesehatan jika dikaitkan dengan kemampuan bayi untuk
bertahan dari penyakit. Kebutuhan akan gizi yang terpenuhi akan meningkatkan
daya tahan tubuh sehingga lebih kebal terhadap penyakit. Dari grafik di bawah
ini, masih banyak terdapat balita yang mengalami gizi kurang bahkan gizi buruk.
Hal ini menujukkan bahwa perbaikan dalam hal kesehatan masih perlu dilakukan
Selain
indikator tersebut, pengukuran tingkat kesehatan juga dapat dilakukan dengan
melihat usia harapan hidup manusia Indonesia. Dalam Population Data Sheet 2012,
usia harapan hidup orang Indonesia adalah 72 tahun sedangkan tahun 2011
rata-rata usia harapan hidupnya 71. Hal ini menujukkan usaha peningkatan dan
perbaikan kualitas kesehatan manusia Indonesia. Angka harapan hidup yang tinggi
menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang baik. Kualitas kesehatan penduduk
tidak dapat dilepaskan dari pendapatan penduduk. Semakin tinggi pendapatan
penduduk maka pengeluaran untuk membeli pelayanan kesehatan semakin tinggi.
Penduduk yang pendapatannya tinggi dapat menikmati kualitas makanan yang memenuhi
standar kesehatan.
2.
Pendidikan Yang Rendah
Kesadaran masyarakat akan pendidikan di Indonesia masih tergolong
rendah. Dari UU yang dikeluarkan pun terlihat bahwa wajib belajar penduduk
Indonesia masih terbatas 9 tahun sementara negara lain bahkan menetapkan angka
lebih dari 12 tahun dalam pendidikan. Namun bagi Indonesia
sendiri, angka 9 tahun pun belum semuanya terlaksana dan tuntas mengingat
banyaknya pulau di Indonesia yang masih belum terjangkau oleh berbagai
fasilitas pendidikan. Dari HDI (Human Development Indeks) tahun 2011 pun
rata-rata pendidikan bangsa Indonesia masih pada
angka 5.8 tahun. Dari sini pun sudah terlihat bagaimana tingkat pendidikan di Indonesia.
Akan tetapi, sebenarnya tingkat pendidikan
bukanlah satu-satunya indikator untuk mengukur kualitas SDM penduduk suatu
negara. Kualitas SDM berhubungan dengan produktivitas kerja. Orang yang tingkat
pendidikannya tinggi diharapkan punya produktivitas yang tinggi.
Namun
kembali pada kenyataan yang terjadi di Indonesia adalah banyak orang
berpendidikan tinggi namun tetap saja menjadi penggangguran. Orang yang
menganggur menjadi beban bagi orang lain. Seperti yang telihat pada grafik di
bawah ini, pengangguran yang di maksud di sini merupakan pengangguran yang
terjadi karena mereka sedang dalam proses mencari pekerjaan, mempersiapkan
usaha, merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, dan atau sudah punya
pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Terdapat angka yang menujukkan bahwa
tingkat pengangguran tertinggi berada pada tamatan SMA/Umum. Ini menujukkan
bahwa pendidikan setara SMA belum cukup untuk mengentaskan jumlah pengangguran
yang ada di Indonesia. Lulusan ini masih menjadi pertanda bahwa tingkatan produktivitas tidak
bertambah jika pendidikan hanya sebatas ini. Perlunya peningkatan pendidikan serta pendidikan non formal tentunya akan
membantu agar pengangguran tidak menumpuk pada lulusan SMA.
Jika
diamati, kondisi ini sangat memprihatinkan. Tingkat pendidikan diharapkan berbanding lurus dengan tingkat
kesejahteraan. Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang dilakukan oleh
pemerintah membawa dampak positif yang signifikan terhadap kesejahteraan
penduduk.
3.
Banyaknya Jumlah Penduduk Miskin
Kemiskinan
juga menjadi salah satu masalah yang melanda Indonesia. Walau Indonesia bukan
termasuk negara miskin menurut PBB namun dalam kenyataannya lebih
dari 30 juta rakyat Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan. Yang lebih
disayangkan lagi, Indonesia merupkan negara yang kaya akan sumber daya alam
yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Tapi sungguh memprihatinkan ketika
meihat bagaimana kemiskinan menjadi bagian permasalahan di negeri yang kaya
ini.
Secara
garis besar penurunan jumlah warga miskin memang terlihat signifikan. Hal ini
juga dibenarkan oleh beberapa pakar yang mengamati penurunan ini. namun, angka
30 juta masih menjadi permasalahan sendiri mengingat adanya berbagai tujuan
global yang akan di capai tahun 2015.
Selain
kemiskinan, masalah lain adalah kesenjangan sosial menjadi terlihat jelas di
Indonesia. Kaum konglomerat menjadi penguasa namun pemerintah diam saja dengan
kemiskinan yang ada. tidak mengherankan apabila negara Indonesia memiliki
jumlah rakyat miskin yang cukup banyak.
Yang
manjadi pertanyaan adalah kenapa Indonesia bisa menjadi negara yang penduduknya
miskin padahal kaya sedangkan banyak negara yan miskin sumber daya namun
menjadi negara-negara kaya yang menguasai dunia. Jawabannya kembali ke sumber
daya manusia. Kemakmuran berbanding lurus dengan kualitas SDM. Semakin tinggi
kualitas SDM penduduk, semakin tinggi pula tingkat kemakmurannya. Ini
dibuktikan oleh negara yang miskin sumber daya alam tetapi tingkat kemakmuran
penduduknya tinggi sperti Jepang. Kurangnya perhatian terhadap SDM Indonesia
menjadikan rakyat banyak yang menderita. Seharusnya kenyataan ini menjadikan
dasar pertimbangan kebenaran UUD pasal 33. Dalam hal ini tetap kemakmuran
rakyat merupakan hal utama yang harus di perhatikan demi terciptanya Indonesia
yang merdeka seutuhnya.
C.
Solusi
Untuk
mencapai pemerataan dan keseimbangan dalam penyebaran penduduk maka salah satu
jalan dalam mengatasi masalah kependudukan ialah dengan mengadakan transmigrasi. Tranmigrasi merupakan perpindahan
penduduk dari satu daerah ke daerah lain dalam wilayah Indonesia umumnya
orang-orang yang mengikuti program transmigrasi berasal dari Jawa, Madura, dan
Bali, mereka biasanya ditempatkan di Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, Maluku,
Irian Jaya, dan di bagian Nusantara yang masih jarang penduduk.
Pulau Kalimantan yang merupakan salah satu pulau terbesar di Indonesia dan memilki jumlah penduduk yang relatif sedikit menjadi salah satu tempat tujuan transmigrasi. Wilayah ini mempunyai potensi yang sangat besar untuk mengembangkan pertanian, dengan lahan yang masih luas dan tanah yang subur terbuka peluang untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik bagi para transmigran.
Pulau Kalimantan yang merupakan salah satu pulau terbesar di Indonesia dan memilki jumlah penduduk yang relatif sedikit menjadi salah satu tempat tujuan transmigrasi. Wilayah ini mempunyai potensi yang sangat besar untuk mengembangkan pertanian, dengan lahan yang masih luas dan tanah yang subur terbuka peluang untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik bagi para transmigran.
Pemerataan
penduduk melalui Transmigrasi dianggap penting mengingat
kekayaan alam yang merupakan modal pokok dalam pembangunan nasional, yang masih
terpendam dalam bumi Indonesia belum dapat dimanfaatkan secara optimal.
Pembangunan di bidang Transmigrasi sangat erat hubungannya
dengan pembangunan daerah, baik di daerah asal maupun daerah penerima. Dari
berbagai studi telah didapatkan keterangan tentang keadaan para transmigrasi umum ketika di daerah asal.transmigrasi umum di Kalimantan Selatan
misalnya, 61% tidak memiliki tanah ketika di daerah asal ( hardjosoenarto dalam
Friedrich, 1980:94 ). Transmigrasi adalah perpindahan tempat,
suatu gerakan yang mempunyai motivasi, dengan berbagai factor yang
melatarbelakanginya, ( Suyitno, 1980:116 ).
yang
lain.
- melaksanakan program kb atau Keluarga berencana untuk membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga secara umum atau missal sehingga dapat mengurangi jumlah angka kelahiran.
- menunda masa perkawinan.
- penambahan dan penciptaan lapangan kerja,
- meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan.
- mengurangi kepadatan pendduduk dengan program transmigrasi.
- meningkatkan produksi dan pencarian sumber makanan.
Sumber : http://hamimincore.blogdetik.com/2013/05/25/masalah-kependudukan-di-indonesia/
Langganan:
Postingan (Atom)