Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara keanekaragaman
(pendapat, kepercayaan, hubungan, dsb) memerlukan suatu perekat agar bangsa
yang bersangkutan dapat bersatu guna memelihara keutuhan negaranya.
Suatu bangsa dalam menyelengarakan kehidupannya tidak
terlepas dari pengaruh lingkungannya, yang didasarkan atas hubungan timbal
balik atau kait-mengait antara filosofi bangsa, idiologi, aspirasi, dan
cita-cita yang dihadapkan pada kondisi sosial masyarakat, budaya dan tradisi,
keadaan alam dan wilayah serta pengalaman sejarah. Upaya pemerintah dan rakyat
menyelengarakan kehidupannya, memerlukan suatu konsepsi yang berupa Wawasan
Nasional yang dimaksudkan untuk menjamin kelangsungan hidup, keutuhan wilayah
serta jati diri.
Kata wawasan berasal
dari bahasa Jawa yaitu wawas (mawas) yang artinya melihat atau memandang, jadi
kata wawasan dapat diartikan cara pandang atau cara melihat.
Kehidupan negara
senantiasa dipengaruhi perkembangan lingkungan strategik sehinga wawasan harus
mampu memberi inspirasi pada suatu bangsa dalam menghadapi berbagai hambatan
dan tantangan yang ditimbulkan dalam mengejar kejayaanya.
Dalam mewujudkan
aspirasi dan perjuangan ada tiga faktor penentu utama yang harus diperhatikan
oleh suatu bangsa :
1. Bumi/ruang dimana
bangsa itu hidup.
2. Jiwa, tekad dan
semangat manusia /rakyat .
3. Lingkungan.
Wawasan Nasional
adalah cara pandang suatu bangsa yang telah menegara tentang diri dan
lingkungannya dalam eksistensinya yang serba terhubung (interaksi &
interelasi) serta pembangunannya di dalam bernegara di tengah-tengah
lingkungannya baik nasional, regional, maupun global.
Teori Geopolitik
Geopolitik adalah
singkatan dari geografi politik atau ilmu yang mempelajari gejala-gejala
politik dari aspek geografi Teori ini banyak dikemukakan oleh para sarjana
seperti :
Federich Ratzel (1844-1904) Pertumbuhan negara dapat
dianalogikan (disamakan) dengan pertumbuhan organisme (mahluk hidup) yang
memerlukan ruang hidup, melalui proses lahir, tumbuh, berkembang,
mempertahankan hidup tetapi dapat juga menyusut dan mati,Suatu bangsa dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak terlepas dari hukum alam. Hanya
bangsa yang unggul yang dapat bertahan hidup terus dan langgeng,Negara identik
dengan suatu ruang yang ditempati oleh kelompok politik dalam arti kekuatan.
Makin luas potensi ruang makin memungkinkan kelompok politik itu tumbuh (teori
ruang). Ajaran Ratzel menimbulkan dua aliran : menitik beratkan kekuatan darat
dan menitik beratkan kekuatan laut
Rudolf Kjellen (1864-1922) pada tahun 1900. istilah tersebut
dalam rangka mengemukakan suatu system politi yang menyeluruh, yang terdiri
atas Geopolitik, Demopolitik, Ekonopolitik, Sosiopolitik, dan Kratopolitik.
Gagasan nya tercantum dalam buku Staten Som Lifsform (Der Staat als Lebensrom,
The State as an Organism), yang terbit pada tahun 1916.
Karl Haushofer Pandangan Karl Haushofer ini berkembang di
Jerman di bawah kekuasan Adolf Hitler, juga dikembangkan ke Jepang dalam ajaran
Hako Ichiu yang dilandasi oleh semangat militerisme dan fasisme
Kekuatan sebagai
suatu wawasan dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
(1) wawasan benua
Wawasan benua mendasarkan pada konsep kekuatan di darat,
yang dikemukakan oleh Sir Halford Mackinder (1861-1947) dan Karl Haushofer.
Menurut pendapat mereka, negara yang menguasai daerah Eropa Timur maka akan
menguasai jantung yang berarti menguasai pulau dunia (Eurasia-Afrika), dan yang
dapat menguasai pulau dunia adalah akan menguasai dunia.
(2) wawasan bahari
wawasan bahari,dikemukakan Sir Walter Raleigh dan Alferd
Thyer Mahan Barang siapa menguasai lautan akan menguasai “perdagangan”.
Menguasai perdagangan berarti menguasai “kekayaan dunia” sehinga pada akhirnya
menguasai dunia.
(3) wawasan
dirgantara
wawasan dirgantara,dikemukakan oleh W.Mitchel, A.Seversky,
Giulio Douhet, J.F.C.Fuller Kekuatan di udara justru yang paling menentukan.
Kekuatan di udara mempunyai daya tangkis terhadap ancaman dan dapat melumpuhkan
kekuatan lawan dengan penghancuran dikandang lawan itu sendiri agar tidak mampu
lagi bergerak menyerang.
(4) wawasan
kombinasi.
Wawasan kombinasi yang memengaruhi juga wawasan Nusantara
sebagai wawasan kekuatan. Wawasan
kombinasi merupakan integrasi ketiga wawasan, yaitu wawasan benua, wawasan
bahari, dan wawasan dirgantara, yang mencakup pula teori daerah batas (Rimland)
dari Nicholas J. Spykman (1893-1943). Teori Spykman inilah pada dasarnya yang
melandasi wawasan kombinasi, dan banyak memberikan inspirasi kepada negarawan,
ahli-ahli geopolitik dan strategi untuk menyusun kekuatan Negara.
Sumber : http://windiherliani.blogspot.com/2012/06/identitas-nasional-bangsa-indonesia.html.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar